Selasa, 30 Juli 2013

" BUSANA WANITA DI LUAR RUMAH"

Khimar (Kerudung) dan Jilbab; Busana Wanita Di Luar Rumah

Selain memerintahkan wanita untuk menutup auratnya, syariat Islam juga mewajibkan wanita untuk mengenakan busana khusus ketika hendak keluar rumah. Sebab, Islam telah mensyariatkan pakaian tertentu yang harus dikenakan wanita ketika berada depan khalayak umum. Kewajiban wanita mengenakan busana Islamiy ketika keluar rumah merupakan kewajiban tersendiri yang terpisah dari kewajiban menutup aurat. Dengan kata lain, kewajiban menutup aurat adalah satu sisi, sedangkan kewajiban mengenakan busana Islamiy (jilbab dan khimar) adalah kewajiban di sisi yang lain. Dua kewajiban ini tidak boleh dicampuradukkan, sehingga muncul persepsi yang salah terhadap keduanya.
Dalam konteks “menutup aurat” (satru al-’aurat), syariat Islam tidak mensyaratkan bentuk pakaian tertentu, atau bahan tertentu untuk dijadikan sebagai penutup aurat. Syariat hanya mensyaratkan agar sesuatu yang dijadikan penutup aurat, harus mampu menutupi warna kulit. Oleh karena itu, seorang wanita Muslim boleh saja mengenakan pakaian dengan model apapun, semampang bisa menutupi auratnya secara sempurna. Hanya saja, ketika ia hendak keluar dari rumah, ia tidak boleh pergi dengan pakaian sembarang, walaupun pakaian itu bisa menutupi auratnya dengan sempurna. Akan tetapi, ia wajib mengenakan khimar (kerudung) dan jilbab yang dikenakan di atas pakaian biasanya. Sebab, syariat telah menetapkan jilbab dan khimar sebagai busana Islamiy yang wajib dikenakan seorang wanita Muslim ketika berada di luar rumah, atau berada di kehidupan umum.
Walhasil, walaupun seorang wanita telah menutup auratnya, yakni menutup seluruh tubuhnya, kecuali muka dan kedua telapak tangan, ia tetap tidak boleh keluar keluar dari rumah sebelum mengenakan khimar dan jilbab.
~Perintah Mengenakan Khimar
Pakaian yang telah ditetapkan oleh syariat Islam bagi wanita ketika ia keluar di kehidupan umum adalah khimar dan jilbab. Dalil yang menunjukkan perintah ini adalah firman Allah swt;
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya..”[al-Nuur:31]
Ayat ini berisi perintah dari Allah swt agar wanita mengenakan khimar (kerudung), yang bisa menutup kepala, leher, dan dada.
Imam Ibnu Mandzur di dalam kitab Lisaan al-’Arab menuturkan; al-khimaar li al-mar`ah : al-nashiif (khimar bagi perempuan adalah al-nashiif (penutup kepala). Ada pula yang menyatakan; khimaar adalah kain penutup yang digunakan wanita untuk menutup kepalanya. Bentuk pluralnya adalah akhmirah, khumr atau khumur. [5]
Khimar (kerudung) adalah ghitha’ al-ra’si ‘ala shudur (penutup kepala hingga mencapai dada), agar leher dan dadanya tidak tampak.[6]
Dalam Kitab al-Tibyaan fi Tafsiir Ghariib al-Quran dinyatakan;
Khumurihinna, bentuk jamak (plural) dari khimaar, yang bermakna al-miqna’ (penutup kepala). Dinamakan seperti itu karena, kepala ditutup dengannya (khimar)..”[7]
Ibnu al-’Arabiy di dalam kitab Ahkaam al-Quran menyatakan, “Jaib” adalah kerah baju, dan khimar adalah penutup kepala . Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Aisyah ra, bahwasanya ia berkata, “Semoga Allah mengasihi wanita-wanita Muhajir yang pertama. Ketika diturunkan firman Allah swt “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung mereka ke dada mereka”, mereka membelah kain selendang mereka”. Di dalam riwayat yang lain disebutkan, “Mereka membelah kain mereka, lalu berkerudung dengan kain itu, seakan-akan siapa saja yang memiliki selendang, dia akan membelahnya selendangnya, dan siapa saja yang mempunyai kain, ia akan membelah kainnya.” Ini menunjukkan, bahwa leher dan dada ditutupi dengan kain yang mereka miliki.”[8]
Di dalam kitab Fath al-Baariy, al-Hafidz Ibnu Hajar menyatakan, “Adapun yang dimaksud dengan frase “fakhtamarna bihaa” (lalu mereka berkerudung dengan kain itu), adalah para wanita itu meletakkan kerudung di atas kepalanya, kemudian menjulurkannya dari samping kanan ke pundak kiri. Itulah yang disebut dengan taqannu’ (berkerudung). Al-Farra’ berkata,”Pada masa jahiliyyah, wanita mengulurkan kerudungnya dari belakang dan membuka bagian depannya. Setelah itu, mereka diperintahkan untuk menutupinya. Khimar (kerudung) bagi wanita mirip dengan ‘imamah (sorban) bagi laki-laki.” [9]
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir menyatakan;
Khumur adalah bentuk jamak (plural) dari khimaar; yakni apa-apa yang bisa menutupi kepala. Khimaar kadang-kadang disebut oleh masyarakat dengan kerudung (al-miqaana’), Sa’id bin Jabir berkata, “wal yadlribna : walyasydadna bi khumurihinna ‘ala juyuubihinna, ya’ni ‘ala al-nahr wa al-shadr, fa laa yara syai` minhu (walyadlribna : ulurkanlah kerudung-kerudung mereka di atas kerah mereka, yakni di atas leher dan dada mereka, sehingga tidak terlihat apapun darinya).”[10]
Imam Syaukaniy dalam Fath al-Qadiir, berkata;
Khumur adalah bentuk plural dari khimar; yakni apa-apa yang digunakan penutup kepala oleh seorang wanita..al-Juyuub adalah bentuk jamak dari jaib yang bermakna al-qath’u min dur’u wa al-qamiish (kerah baju)..Para ahli tafsir mengatakan; dahulu, wanita-wanita jahiliyyah menutupkan kerudungnya ke belakang, sedangkan kerah baju mereka bagian depan terlalu lebar (luas), hingga akhirnya, leher dan kalung mereka terlihat. Setelah itu, mereka diperintahkan untuk mengulurkan kain kerudung mereka di atas dada mereka untuk menutup apa yang selama ini tampak”.[11]
Dalam kitab Zaad al-Masiir, dituturkan;
Khumur adalah bentuk jamak dari khimar, yakni maa tughthiy bihi al-mar`atu ra`sahaa (apa-apa yang digunakan wanita untuk menutupi kepalanya). Makna ayat ini (al-Nuur:31) adalah hendaknya para wanita itu menjulurkan kerudungnya (al-miqna’) di atas dada mereka; yang dengan itu, mereka bisa menutupi rambut, anting-anting, dan leher mereka.”[12]
 
Perintah Mengenakan Jilbab
Adapun kewajiban mengenakan jilbab bagi wanita Mukminat dijelaskan di dalam surat al-Ahzab ayat 59. Allah swt berfirman :
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang”.[al-Ahzab:59]
Ayat ini merupakan perintah yang sangat jelas kepada wanita-wanita Mukminat untuk mengenakan jilbab. Adapun yang dimaksud dengan jilbab adalah milhafah (baju kurung) dan mula’ah (kain panjang yang tidak berjahit). Di dalam kamus al-Muhith dinyatakan, bahwa jilbab itu seperti sirdaab (terowongan) atau sinmaar (lorong), yakni baju atau pakaian longgar bagi wanita selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutup pakaian kesehariannya seperti halnya baju kurung.”[Kamus al-Muhith]. Sedangkan dalam kamus al-Shahhah, al-Jauhari mengatakan, “jilbab adalah kain panjang dan longgar (milhafah) yang sering disebut dengan mula’ah (baju kurung).”[Kamus al-Shahhah, al-Jauhariy]
Di dalam kamus Lisaan al-’Arab dituturkan; al-jilbab ; al-qamish (baju); wa al-jilbaab tsaub awsaa’ min al-khimaar duuna ridaa’ tughthi bihi al-mar`ah ra’sahaa wa shadrahaa (baju yang lebih luas daripada khimar, namun berbeda dengan ridaa’, yang dikenakan wanita untuk menutupi kepala dan dadanya.” Ada pula yang mengatakan al-jilbaab: tsaub al-waasi’ duuna milhafah talbasuhaa al-mar`ah (pakaian luas yang berbeda dengan baju kurung, yang dikenakan wanita). Ada pula yang menyatakan; al-jilbaab : al-milhafah (baju kurung).[13]
Al-Zamakhsyariy, dalam tafsir al-Kasysyaf menyatakan, “Jilbab adalah pakaian luas, dan lebih luas daripada kerudung, namun lebih sempit daripada rida’ (juba).[14]
Imam Qurthubiy di dalam Tafsir Qurthubiy menyatakan, “Jilbaab adalah tsaub al-akbar min al-khimaar (pakaian yang lebih besar daripada kerudung). Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas dan Ibnu Mas’ud, jilbaab adalah ridaa’ (jubah atau mantel). Ada pula yang menyatakan ia adalah al-qanaa’ (kerudung). Yang benar, jilbab adalah tsaub yasturu jamii’ al-badan (pakaian yang menutupi seluruh badan). Di dalam shahih Muslim diriwayatkan sebuah hadits dari Ummu ‘Athiyyah, bahwasanya ia berkata, “Ya Rasulullah , salah seorang wanita diantara kami tidak memiliki jilbab. Nabi menjawab,”Hendaknya, saudaranya meminjamkan jilbab untuknya”.[15]
Dalam Tafsir Ibnu Katsir, Imam Ibnu Katsir menyatakan, “al-jilbaab huwa al-ridaa` fauq al-khimaar (jubah yang dikenakan di atas kerudung). Ibnu Mas’ud, ‘Ubaidah, Qatadah, al-Hasan al-Bashriy, Sa’id bin Jabiir, Ibrahim al-Nakha’iy, ‘Atha’ al-Khuraasaniy, dan lain-lain, berpendapat bahwa jilbab itu kedudukannya sama dengan (al-izaar) sarung pada saat ini. Al-Jauhariy berkata, “al-Jilbaab; al-Milhafah (baju kurung).”[16]
Imam Syaukani, dalam Tafsir Fathu al-Qadiir, mengatakan;
Al-jilbaab wa huwa al-tsaub al-akbar min al-khimaar (pakaian yang lebih besar dibandingkan kerudung). Al-Jauhari berkata, “al-Jilbaab; al-milhafah (baju kurung). Ada yang menyatakan al-qanaa’ (kerudung), ada pula yang menyatakan tsaub yasturu jamii’ al-badan al-mar`ah.”[17]
Al-Hafidz al-Suyuthiy dalam Tafsir Jalalain berkata;
” Jilbaab adalah al-mulaa`ah (kain panjang yang tak berjahit) yang digunakan selimut oleh wanita, yakni, sebagiannya diulurkan di atas wajahnya, jika seorang wanita hendak keluar untuk suatu keperluan, hingga tinggal satu mata saja yang tampak”[18]

Ancaman Bagi Orang yang Membuka Auratnya
Imam Muslim menuturkan sebuah riwayat, bahwasanya Rasulullah saw bersabda;
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
Ada dua golongan manusia yang menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tidak pernah melihatnya; yakni, sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia; dan wanita yang membuka auratnya dan berpakaian tipis merangsang berlenggak-lenggok dan berlagak, kepalanya digelung seperti punuk onta. Mereka tidak akan dapat masuk surga dan mencium baunya. Padahal, bau surga dapat tercium dari jarak sekian-sekian.”[HR. Imam Muslim].
Di dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawiy berkata, “Hadits ini termasuk salah satu mukjizat kenabian. Sungguh, akan muncul kedua golongan itu. Hadits ini bertutur tentang celaan kepada dua golongan tersebut. Sebagian ‘ulama berpendapat, bahwa maksud dari hadits ini adalah wanita-wanita yang ingkar terhadap nikmat, dan tidak pernah bersyukur atas karunia Allah. Sedangkan ulama lain berpendapat, bahwa mereka adalah wanita-wanita yang menutup sebagian tubuhnya, dan menyingkap sebagian tubuhnya yang lain, untuk menampakkan kecantikannya atau karena tujuan yang lain. Sebagian ulama lain berpendapat, mereka adalah wanita yang mengenakan pakaian tipis yang menampakkan warna kulitnya (transparan)…Kepala mereka digelung dengan kain kerudung, sorban, atau yang lainnya, hingga tampak besar seperti punuk onta.”
Imam Ahmad juga meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah dengan redaksi berbeda.
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَا أَرَاهُمَا بَعْدُ نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلَاتٌ مُمِيلَاتٌ عَلَى رُءُوسِهِنَّ مِثْلُ أَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَرَيْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَرِجَالٌ مَعَهُمْ أَسْوَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ
Ada dua golongan penghuni neraka, yang aku tidak pernah melihat keduanya sebelumnya. Wanita-wanita yang telanjang, berpakaian tipis, dan berlenggak-lenggok, dan kepalanya digelung seperti punuk onta. Mereka tidak akan masuk surga, dan mencium baunya. Dan laki-laki yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia “[HR. Imam Ahmad]
Hadits-hadits di atas merupakan ancaman yang sangat keras bagi wanita yang menampakkan sebagian atau keseluruhan auratnya, berbusana tipis, dan berlenggak-lenggok.

Kesimpulan
Syariat Islam telah mewajibkan wanita untuk menutup anggota tubuhnya yang termasuk aurat. Seorang wanita diharamkan menampakkan auratnya di kehidupan umum, di hadapan laki-laki non mahram, atau ketika ia melaksanakan ibadah-ibadah tertentu yang mensyaratkan adanya satru al-’aurat (menutup aurat).
Aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan. Seseorang baru disebut menutup aurat, jika warna kulit tubuhnya tidak lagi tampak dari luar. Dengan kata lain, penutup yang digunakan untuk menutup aurat tidak boleh transparan hingga warna kulitnya masih tampak; akan tetapi harus mampu menutup warna kulit.
Ancaman bagi yang tidak menurut aurat adalah tidak mencium bau surge alias neraka, karena tidak amanah, tidak tunduk kepada aturan sang Kholik.

Jumat, 17 Mei 2013

wanita yg d muliakan adalah wanita berhijab


 Fatimah r.ha berkata kepada Rasulullah SAW : “Wahai Rasulullah,jika seseorang itu dapat menjaga auratnya adalah manis dari pada madu,tetapi untuk mengamalkannya adalah lebih halus daripada sehelai rambut karena untuk menjaga sehelai rambut sangat sulit.”
Allah SWT telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan firman Allah SWT :
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
” Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’minah,apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan,akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat,dengan kesesatan yang nyata.” (Q.S.Al-Ahzab:36)
Keutamaan berhijab bagi seorang perempuan sudah Allah SWT dan Rasulullah SAW sebutkan,apa hikmah dibalik memakai kain yang menutupi keindahan tubuh seorang wanita? Yang sebagian berfikir kain tersebut akan membuat panas,gerah,repot dan ribet rasanya,tetapi kenapa perempuan-perempuan yang memakai jilbab tidak segera melepasnya jika memang begitu buruknya atau tidak ada hikmah dari memakai jilbab?
Saat pertama kali ayat tentang berhijab turun dari Allah SWT :
“dan katakanlah kepada perempuan yang beriman,…dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya,dan janganlah menampakkan auratnya…” (An-Nur 31), Para muslimah mengambil apa saja yang ada disekitar mereka,selendang,tirai,bahkan karung,untuk menutup auratnya.Karena yang memerintahkan bukan sekedar penasihat,bukan pula teman atau orang tua kita,tapi Allah SWT, Sang Maha Pencipta, Yang menciptakan kita,mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Dari ayat tersebut dapat diambil hikmah salah satu keutamaan berhijab,yaitu iman.Karena diawal ayat Allah SWT mengatakan ayat tersebut diperuntukkan bagi perempuan beriman,maka salah satu keutamaan berhijab adalah ia merupakan bukti dari iman kita kepada Allah SWT.Memakai jilbab/hijab adalah perintah Allah SWT,dan menaati perintah Allah SWT adalah wujud iman dan wujud taqwamu.karena pengertian dari taqwa itu sendiri adalah menaati perintah Allah dan menjauhkan larangan-Nya.
Allah SWT pun berfirman :
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,dan agar mereka tidak diganggu”.(Q.S. Al-Ahzab :59)
Dengan memakai jilbab,wanita tersebut akan dikenali sebagai muslimah,wanita yang beragama islam,yang mengenal nilai-nilai islam,yang juga mentaati perintah Tuhan-Nya untuk berjilbab.Selain itu dengan berhijab seorang perempuan secara tidak langsung menghormati dirinya,menahan diri dari perbuatan yang tidak pantas dilakukan seorang muslimah,dan menjaga diri dari gangguan pandangan mata orang lain yang mengagumi sosoknya.karena itu mereka pun tidak diganggu.Saat seorang wanita tidak diganggu,kesuciannya pun terjaga dibalik hijabnya,seperti yang Allah perintahkan dan isyaratkan dalam ayat-Nya :
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
“Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi),maka mintalah dari belakang tabir (hijab).Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Q.S. Al-Ahzab:53)
Pernah atau sering kita lihat wanita yang masih berpakaian minim,tanpa sadar,saat mereka melakukan gerakan-gerakan yang dapat menyingkap auratnya,maka secara otomatis tangan atau kesadarannya mencegahnya untuk terlihat,kenapa? karena tanpa sadar mereka malu,karena hati kecilnya mengingkari meyingkapnya aurat,karena memang fitrah dan kodrat wanita adalah menutup auratnya.Maka hijab tidak lain adalah wujud malu seorang wanita muslimah,dan hal itu setara dengan iman seseorang,dengan akhlak seseorang,seperti Rasulullah sabdakan :
‘”Malu itu adalah sebagian dari iman dan iman itu disurga”
“Malu dan iman itu bergandengan bersama,bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat”
“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak islam itu adalah rasa malu”
Betapa indahnya Allah ciptakan rasa malu pada hamba-Nya,bayangkan apa jadinya jika tidak ada rasa malu pada diri kita?
Apabila direnungi,hikmah hijab tidaklah hanya untuk diri sendiri,tetapi juga untuk orang-orang di sekitarnya,orang -orang yang menyayangi dan mengkhawatirkannya.Betapa kita sebagai anak akan memberikan rasa tenang pada hati kedua ibu bapak kita jika anak perempuannya telah melindungi dirinya dengan pakaian yang menyejukkan hati,sehingga ia tidak mudah diganggu orang-orang fasik saat akan meninggalkan rumah.Begitu juga dengan suaminya.hatinya akan lebih tentram jika istrinya hanya untuk dirinya,bahwa istrinya terjaga dari pandangan pria-pria lain yang bukan muhrimnya.karena itu,dapat dikatakan hijab selaras dengan pelindung dan perasaan cemburu yang merupakan fitrah orang tua maupun suami,seorang lelaki sempurna yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan anak wanitanya.
Ali bin Abi Thalib ra berkata : ” Telah sampai kepadaku bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakkan dengan laki-laki kafir orang ‘ajam (non arab) di pasar-pasar,tidakkah kalian merasa cemburu? Sesungguhnya tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu.”
“Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman,..dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya,dan janganlah menampakkan auratnya..” (Q.S. An-Nur : 31)
” Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,dan agar mereka tidak diganggu.” (Q.S Al-Ahzab : 59)
Saudariku,menutup dan mengulurkan berbeda dengan membungkus,mengulurkan tidak hanya menutup lembaran kulit.Alangkah sia-sianya jika yang kita lakukan hanya sekedar membungkus,sedangkan perintah Allah tidak mungkin sia-sia.Dengan membungkus,kulit memang tidak terlihat tapi tiap-tiap lekuk tubuh dan rambut masih tergambar jelas,dibalik kain yang transparan atau kain yang ketat.Hikmah berjilbab adalah mengangkat derajat seorang muslimah,bukan hanya sekedar kulitnya tidak terlihat.Derajatnya diangkat dengan menjauhkannya dari syahwat yang bukan muhrimnya,sehingga ia dinilai berdasarkan kecerdasan pribadinya,kebaikan akhlaknya,tidak hanya sekedar tampilan luar atau bahkan lekuk tubuhnya yang dapat hilang dengan sekejap jika Allah berkehendak.Percayalah,Allah Yang Paling Tahu diri kita,apa yang baik dan apa yang kita butuhkan,bahkan lebih dari kita sendiri.Betapa Allah menyayangimu,dan betapa islam memuliakanmu wahai saudariku.
Sekarang pertanyaannya, sayangkah kau pada dirimu? Inginkah kau dimuliakan?

Minggu, 31 Maret 2013

TANDA-TANDA KIAMAT

KEJELASAN HARI KIAMAT

Hari kiamat pasti terjadi. Hanya saja, kapankah peristiwa itu akan berlangsung? Allah SWT sajalah yang mengetahui. Tak ada satu pun makhluk di alam semesta, termasuk malaikat, yang mampu memprediksikan waktu kiamat. Bahkan, Nabi Muhammad SAW yang menjadi kekasih-Nya pun tidak diberi informasi yang jelas.

Hal tersebut ditegaskan Allah dalam Surat al-A’raf ayat 187. “Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang kiamat, kapankah terjadinya? Katakanlah sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat hanya ada pada sisi Tuhanku. Tiada seorang pun yang mengetahui waktu kedatangannya selain Dia.”

Tidak dapat dimungkiri bahwa kita saat ini hidup di akhir zaman. Berbagai peristiwa telah mengisyaratkan bahwa bumi semakin tua. Cuaca semakin tidak menentu dan sulit diprediksi. Berbagai bencana, seperti gempa bumi, gunung meletus, badai, dan banjir kerap terjadi di berbagai penjuru dunia.

Ini ditambah dengan gejala pemanasan global (global warming) yang makin mengkhawatirkan. Dalam kehidupan sosial, berbagai kejadian memilukan juga sering terjadi akhir-akhir ini. Misalnya pembunuhan, pemerkosaan, perang saudara, korupsi, dan berbagai bentuk kebejatan moral lainnya. Hal tersebut melanda di berbagai penjuru dunia. Banyak yang mengatakan berbagai kejadian tersebut merupakan pertanda kiamat sudah dekat.

Dan memang, meskipun kiamat adalah suatu rahasia besar, tapi Allah memberikan sejumlah isyarat atau tanda kepada manusia bahwa saatnya telah dekat. Butuh kepekaan hati untuk bisa membaca tanda-tanda tersebut. Buku karya ulama besar Ibu Katsir ini mengungkap banyak hal tentang kiamat. Antara lain, tentang tanda-tanda kedatangannya.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Segeralah beramal baik sebelum terjadi enam tanda kiamat. Yaitu, matahari terbit dari arah ia terbenam, dajjal, asap tebal, satwa melata bicara (dabbah), petaka (kematian spesifik) perorangan, dan petaka umum (kiamat besar).” (HR Ahmad).

Dalam hadis lainnya Rasulullah menjelaskan,” Ada enam tanda kiamat. Yaitu kematianku, pembebasan Baitul Maqdis, kematian akibat penyakit di dada (wabah binatang), harta benda melimpah sehingga orang memberi 100 dinar masih membuat yang diberi marah, petaka menimpa semua rumah bangsa Arab dan gencatan senjata antara kalian dengan keturunan kuning (bangsa Romawi). Namun, mereka berkhianat dan menyerang kalian melalui delapan puluh panji, yang masingmasing dengan 12 ribu orang.”

Hal lain yang banyak dibicarakan orang terkait dengan kiamat adalah kemunculan Dajjal. Dalam Alquran dan hadis banyak digambarkan tentang Dajjal. Antara lain, dari Abu Hurai rah, Rasulullah bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sehingga muncul 30 kaum Dajjal sang pendusta. Semuanya mengaku sebagai utusan Allah, harta benda melimpah, timbul banyak petaka, dan ke kacauan merebak. Sahabat bertanya, ‘kekacauan seperti apa?’ Beliau menjawab, ‘pembunuhan, pembunuhan, dan pembunuhan’.”

Dr Muhammad Nu’aim Yasin mengatakan, di antara tanda-tanda kiamat besar (kubra) adalah munculnya sosok makhluk yang oleh Rasulullah dinamai Dajjal. Disebut Dajjal karena terlalu banyak menipu dan mendusta, mengaku diri sebagai Tuhan, berupaya terus melepaskan manusia dari agamanya melalui berbagai cara yang luar biasa dan hal-hal yang menakjubkan dengan izin Allah.

Akibatnya, sebagian manusia teperdaya. Namun, Allah akan menyelamatkan orangorang yang beriman sehingga mereka selamat dari tipu daya dan penyesatan Dajjal. Dengan ketentuan Allah, kemudian timbul fitnah atau petaka akibat ulah Dajjal. Lalu, Allah menurunkan Nabi Isa yang akan membunuhnya.

Pembahasan tentang turunnya Nabi Isa juga dibahas panjang lebar dalam buku ini. Juga tentang kemunculan Ya’juj dan Ma’juj, satwa melata keluar dari bumi dan menyapa manusia, matahari terbit dari arah tenggelam, asap tebal yang mengepul di akhir zaman. Selain itu, juga tentang apa yang telah dan belum terjadi terkait tibanya saat kiamat dan gambaran umat akhir zaman.


OLEH: DINIYANTI DWI NURULLAH

Sabtu, 30 Maret 2013

hajir marawis el-gamar "Maula Yaa Sholli" (Season City)

marawis al quraniyyah

Hadits Mencintai Alam

ISLAM MENGAJARKAN UNTUK MENCINTAI ALAM

islam adalah rahmatan lil alamin, yang mana syari’atnya tidak hanya untuk umat islam saja tapi bagi semesta alam sebagai Rahmat dari Allah. Bahkan diutusnya Nabi adalah sebagai rahmat, sebagaimana firman Allah:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
“tidaklah kami mengutusmu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekian alam” (al-Anbiya: 107)

imam Ibnu Katsir berkata tentang ayat ini: “Allah telah memberitahukan bahwa sesungguhnya Allah telah menjadikan Muhammad sebagai rahmat untuk seluruh alam. Yakni Allah telah memgutusnya untuk menjadi rahmat bagi mereka semuanya. Maka barang siapa menerima rahmat ini dan mensyukuri nikmat ini, pasti dia akan berbahagia di dunia dan di akhirat. Tetapi barangsiapa menolak rahmat ini dan menentangnya, pasti dia akan merugi di dunia dan di akhirat”


rahmat ini meliputi seluruhnya. Termasuk alam ini, maka islam mengajarkan untuk mencintai alam dan menjaganya, serta melarang berbuat berbagai kerusakan di muka bumi. Maka dari itu Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi dan itu semua adalah bentuk dalam rangka beribadah kepada Allah. Allah berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“telah nampak kerusakan di darat dan di lautan yang disebabkan oleh tangan-tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (ar-Rum: 41)

secara jelas ayat ini menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi di daratan dan di lautan semua itu disebabkan ulah manusia. Dan Allah akan menimpakan akibat buruknya kepada manusia agar manusia merasakannya, sebagai teguran agar manusia kembali ke jalan yang benar.

Maka dari itu menjaga dan mencinta serta merawat alam adalah sudah kewajiban bagi kita semua. Menyayangi hewan dan berbuat baik kepadanya merupakan contoh dari Nabi, dan hewan merupakan salah satu komponen dari ekosistem alam. Nabi bersabda tentang binatang tunggangan: “naikilah binatang-binatang ini dengan baik, dan (kalau tidak maka) biarkanlah dia dengan baik” (HR. Ahmad: 3/440)


dan pernah diriwayatkan bahwa ada seekor unta yang mendatangi Nabi dengan menangis terisak-isak, kemudian Nabi mengusap punggungnya, maka berhentilah unta itu dari tangisnya. Kemudian Nabi bersabda: ‘siapakah pemilik unta ini ?’ seorang pemuda menjawab: ‘milikku ya Rasulullah’. Beliau bersabda kepadanya: “tidakkah kau takut kepada Allah atas binatang yang Allah telah memberikan kekuasaan kepadau untuk memilikinya ?. Sesungguhnya unta ini telah mengadu kepadaku, sungguh engkau telah membuatnya lapar dan lelah” (HR. Ahmad 1/204, Abu Dawud: 2549)


dan masih banyak hadits-hadits Nabi yang menyuru menyayangi binatang sebagai rahmat kepada hewan, dan Imam Bukhari membuat bab khusus yang berjudul, “menyayangi manusia dan hewan”
para sahabat pernah bertanya, “wahai Rasul apakah kita akan mendapat pahala apabila berbuat kebaikan kepada binatang ?”
Nabi menjawab: “pada setiap makhluk hidup apabila kamu berbuat kebaikan kepadanya, maka kamu akan mendapat pahala” (HSR. Muslim 2244)


pembaca yang budiman amat jelas rahmat dari Islam yang terhampar bagi seluruh alam semesta ini. Menyayangi alam dan tidak berbuat kerusakan. Inilah ajaran islam, islam telah mengajarkan cinta alam jauh sebelum orang-orang barat mengkampanyekannya. Islam telah sempurna yang ajarannya meliputi semua aspek.

Aku pernah melakukan ekspedisi bersama 9 orang kawanku mendaki beberapa gunung. Sungguh saat itu aku dapati banyak kerusakan oleh manusia, padahal alam begitu ramah kepada manusia namun manusia begitu jahat kepada alam. Dengan tamak manusia membabat hutan, menggali sumber daya alam tanpa sisa dan tanpa memperhatikan akibat buruknya. Manusia mementingkan dirinya sendiri tanpa upaya memperbaiki atau memperbaharui, padahal tidak semua sumber daya alam dapat di perbaharui.

Manusia berpikir bagaimana mengeruk sebanyak-banyaknya kekayaan alam, jika tidak mereka khawatir kehabisan. Padahal jika mereka mengetahui bahwa Allah itu Maha Kaya pastilah mereka tidak khawatir dan tidak akan tamak karena kekayaan Allah tidak akan pernah habis. Namun itu semua adalah tabiat manusia sebagaimana firman Allah:
إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا
“sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apa bila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir” (al-Ma’arij: 19-21)


itulah kenyataan yang aku saksikan langsung dalan ekspedisiku. Maka marilah kita menjaga alam dan mencintainya sebagai amanah dari Allah atas kekhalifahan kita di muka bumi.
WAllahu A’alam bishawab

By: Diniyanti Dwi Nurullah

Qori Cilik Dari Cilubang - M. Zelfa

Selasa, 26 Maret 2013

Alasan Mencintai Lingkungan Dan Alam


Kenapa sih kita harus mencintai alam dan menjaga kelestariannya? di sini saya mencoba memberikan pandangan tentang ini : )
Mereka Hidup
Simpel banget untuk alasan yang satu ini. Karena mereka hidup. Apa sih yang diinginkan oleh sesuatu yang hidup? Kita sebagai manusia pasti ingin dihargai oleh orang-orang di sekitar kita, serta mendapatkan penghidupan yang layak. Tumbuh-tumbuhan, dan hewan juga berhak mendapatkan perilaku yang sama dari kita.
Keindahan yang tak tergantikan
Satu lagi alasan simple adalah karena alam itu sangat indah.
Coba liat, cantik kan?
KEPULAUAN RAJA AMPAT

Danau Toba, Sumatra
Keseimbangan Lingkungan
Di Biologi kita kenal dengan yang namanya rantai makanan kan? Dimulai dari produsen konsumen , predator, dekomposer sampai akhirnya ke produsen lagi, begitu seterusnya membentuk lingkaran yang tidak pernah putus. Keseimbangan lingkungan cuma bisa terjadi kalau masing-masing tingkat tidak mengkonsumsi dalam jumlah yang melampau batas.
rentai makanan
Sebenernya rantai makanan ini adalah bentuk dari saling ketergantungan antara mahluk hidup yang  satu dengan yang lain, juga ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik. Bayangkan kalau rantai itu terputus..  Akui saja, kita butuh mereka, justru malah bisa jadi sebagian besar dari mereka yang tidak membutuhkan kita.  Sebagai manusia kita ngga bisa hidup dengan cara egois, kita seenaknya mengambil apapun yang ada di alam tanpa melestarikan keseimbangannya. Karena egois = menyakiti kehidupan kita sendiri untuk ke depannya.
Mereka membagi apa yang mereka miliki
Kalian tau cerita lebah? Seperti yang kita tau kalau makanannya lebah itu adalah nektar, tapi nektar ini tidak diproduksi oleh bunga selama musim dingin, jadi si lebah ini menyimpan nektar dengan cara mencampurkannya dengan cairan khusus yang ada di tubuh mereka. Kemudian campurannya ini disimpan di sarang mereka untuk persediaan di musim dingin.
lebah madu
Tapi coba perhatikan, lebah menyimpan madu dengan jumlah yang sangat banyak, lebih dari jumlah yang mereka butuhkan.  Terus untuk apa lebah-lebah ini memproduksi madu dalam jumlah banyak padahal itu cenderung menguras waktu dan tenaga mereka? Iya, semua itu diciptakan untuk kebutuhan manusia.
Atau bisa kita liat ayam bebek dan kawan kawannya sesama unggas, yang setidaknya meproduksi sebutir telur tiap harinya.  Bukan berarti mereka ingin membentuk keluarga bahagia dengan jumlah anak yang banyak kan?  telur-telur itu mereka produksi juga untuk kebutuhan manusia.
Atau sapi yang  memproduksi susu lebih dari yang dibutuhkan anak-anaknya.. Juga tanaman yang menyimpan kelebihan nutrisinya dalam bentuk buah-buahan.  Ayo coba, pernah ngga kita kepikiran?
Hukum Aksi Reaksi
To every Action there is always opposed an equal Reaction
Kira-kira seperti  itu bunyi hukum aksi reaksi yang diucapkan sama Newton. Kalau diubah ke Bahasa Indonesia jadi “Setiap aksi, selalu ada reaksi dengan arah yang berlawanan dan jumlah yang sama besar”. Intinya adalah ketika kita memberikan suatu aksi pada suatu benda, pasti akan ada reaksi dengan besar yang sama dari benda tersebut.
Sama halnya dengan alam, ketika kita memberikan aksi yang positif, dia juga akan memberikan reaksi yang positif yang mengarah kepada kita. Ketika kita seenaknya mengotori lingkungan, tidak menghargai lingkungan, mengeksplotasi alam habis-habisan, sangat mungkin alam memberikan reaksi yang sama negatifnya  dengan yg kita berikan..
Masih inget kejadian ini?
Lumpur panas merupakan lumpur dari dalam bumi yang terus menerus keluar ke permukaan semenjak bulan Mei 2006.  Lumpur ini berhamburan keluar dari sumur eksploirasi gas. Kabarnya sumur ini mengeluarkan lumpur ke permukaan sebanyak 100.000 meter kubik perhari, hmm bayangkan.. 100.000 meter kubik!  Itu dapat diumpamakan dengan bagunan 10 x 10 x 10 meter  yang terisi penuh.  Itu baru sehari. Kalau sebulan ya dikalikan 30, dan kalau dihitung semenjak tahun 2006? Ok, saya ngga berani menghitungnya.  Ya pantas saja kalau kita melihat banyak warga yang mengungsi karena tempat tinggalnya tidak layak huni.
Beberapa ahli mengatakan bahwa semburan lumpur panas ini disebabkan oleh aktifitas pengeboran. lebih tepatnya dikarenakan perusahaan yang bersangkutan telah melakukan eksplorasi yang tidak layak dan tidak melakukan perencanaan yang baik. Nah , inilah salah satu akibatnya kalau kita tidak menghargai keberadaan alam dan hanya memikirkan kesejahteraan hidup manusia semata.
Nah sekarang, kalau kejadian yang satu ini masih ingat?
Keterlaluan kalau ngga ingat kejadian yang satu ini. Karena ini baru saja terjadi di akhir tahun 2010 kemarin. Merapi, gunung berapi teraktif di dunia kembali melakukan Erupsi, dan erupsi yang terjadi kemarin merupakan erupsi terbesar yang bisa dilakukan merapi selama hampir 100 tahun.
Sebenarnya saya merupakan saksi nyata dari aktifas Merapi kemarin. Saat gunung ini meletus, saya kebetulan sedang menjalankan aktifitas sebagai mahasiswa di Kota Yogyakarta. Jarak kampus saya dengan Merapi hanya berjarak 25 kilo meter.  saya melihat wedhus gembel (awan panas) mengepul di atas puncak merapi. Saya merasakan hujan pasir sampai hujan kerikil yang jatuh di lingkungan tempat saya tinggal. Mungkin ini pertama kalinya saya mengalami bencana alam yang paling nyata. Meletusnya gunung berapi itu serius, setiap hari saya melihat ambulance dan mobil tim SAR yang berlalu-lalang di sekitar lingkungan saya sambil membunyikan sirine, karena kebetulan rumah sakit Sardjito tempat dilarikannya korban bencana berada tepat disamping kampus saya.
Terus terang saya udah ngga mau nyaksiin kejadian seperti itu lagi, tapi saya juga ngga mau menyalahkan merapi sama sekali. Karena selama ini gunung merapi sudah menyalurkan nikmat yang tidak terbatas untuk mahluk hidup di sekitarnya berupa tanah yang sangat subur.  Saya tetap cinta dengan Merapi apapun aktifitas yang dia lakukan. : )
Sedihnya lagi  karena kejadian ini berbarengan dengan Tsunami di Mentawai dan Banjir di Wasior : ( .Mungkin kejadian seperti ini dapat dijadikan oleh kita sebagai bahan untuk instropeksi. Seperti lagu yang dilirihkan oleh bang Ebiet, “mungkin alam mulai enggan bersahabat dengan kita”.  Terkait dengan alasan sebelumnya, ada baiknya kita membina hubungan yang baik antara alam dengan aktifitas manusia. Agar alam mau lagi bersahabat dengan kita.
Diibaratkan ketika kita memiliki seorang teman yang udah kita baik-baikin dan kita bantu dengan ikhlas, namun tiba-tiba dia menghina dan memperlakukan kita secara tidak baik, kemudian kita sakit hati dan berdoa semoga dia diberi pelajaran atas apa yang dia lakukan.
Seperti yang saya bilang, Alam itu hidup. mereka memiliki alat pernapasan, dan organ lain yang menyokong kehidupannya. Secara logika, mereka semua juga diberi kemampuan untuk berdoa.  Ketika kita memperlakukan mereka dengan tidak baik, mereka pun bisa berdoa untuk memberikan pelajaran kepada kita. Saya rasa semua agama juga mengajarkan bahwa kita harus memperlakukan alam dengan baik kan..?
Secara science udah dibuktiin lho.. dalam buku The Power of Water.. kalau hukum aksi reaksi antara mahluk hidup itu ada..  : )
Pemberian Tuhan
Tanah yang kita pijak ini seperti surga dunia,  nikmat yang ngga akan mungkin bisa diciptakan oleh manusia. Semakin berkembang teknologi, manusia memang sudah mandiri membuat segala sesuatunya sendiri. Tapi sepintar apapun manusia, ngga akan bisa menyaingi pintarnya Sang Pencipta merancang dunia ini.
Misalkan gaya gravitasi matahari yang menjaga planet-planet di sekitarnya agar tetap pada orbitnya, berubah sedikit saja besar gravitasi matahari, planet-plenet tersebut bisa saling bertabrakan.
Atau sayap lalat yang dapat dikepakan sebanyak seribu kali dalam tiap detik, oh waw.. mau sehebat apapun seorang ilmuawan,  tidak akan ada yang bisa menggantikan keberadaan sayap lalat tanpa cacat sedikitpun.
Ruang generasi Selanjutnya
Yang terakhir, menjaga kelestarian alam itu mau ngga mau ya harus mau, karena ini merupakan satu-satunya tempat untuk kita dan anak cucu kita bisa hidup. Kita juga pasti menginginkan generasi di bawah kita mempunya tempat tinggal yang layak kan? Dimana masih dapat menghirup udara segar di pagi hari, mendengarkan nyanyian jangkrik di malam hari.. dan juga menikmati sayur-sayuran dan buah buahan yang diproduksi oleh alam setiap harinya.
Bayangkan kalau semua itu hilang, atau paling tidak berkurang. Tentu kita ngga mau kalau keturunan kita merasakannya kan? Syukur-syukur kalau sampai keturunan kita, kalau kejadian itu ada ketika kita masih hidup, bagaimana?
….
Jadi itu tadi alasan-alasan kenapa kita harus mencintai Alam.
Tapi coba kita tengok, gambar yang ada di atas, tentang alam yang indahnya tidak tergantikan.
Sekarang sudah menjadi beginii : (
Pantai Kuta banyaak sekali sampah
Tumpukan sampah di kawasan gunung, lama-lama tingginya ngalahin gunung aslinya
hutannya botak :'(
no comment deh..
Sekarang kita sendiri yang menilai seberapa besar kita mencintai alam, dan bagaimana aplikasinya. Gambar yang ada di atas kurang lebih mencerminkan betapa tidak tau dirinya manusia yang hidup berdampingan dengan alam.
Oke, seperti yang selalu saya katakan di akhir blog saya, “I just share, you decide“.  Pilih jadi sesosok yang hidup bersahabat dengan alam atau sebaliknya.
H
A
L
L
U
R
U
N
I
W
D
I
T
N
A
Y
I
N
I
D